Pemandu bakat Real Madrid dilaporkan hadir dalam pertandingan Liga Premier antara Arsenal dan Manchester City – saat semua mata tertuju pada duel sengit antara Arsenal dan Manchester City yang berakhir imbang, ada sebuah drama kecil yang terjadi di tribun Emirates Stadium. Kabarnya, sepasang mata tajam dari Real Madrid sengaja datang ke sana. Misi mereka bukan sekadar nonton bola, tapi untuk memelototi benteng pertahanan Arsenal, William Saliba. Ini bukan kunjungan biasa, ini adalah sinyal—tanda bahwa perburuan jangka panjang terhadap salah satu bek paling tangguh di Eropa telah resmi dimulai
Kenapa Saliba? Memangnya Dia Sepenting Itu?
Kalau Anda bertanya-tanya kenapa Madrid sampai segitunya, kita perlu lihat dulu apa arti Saliba bagi Arsenal. Dia ini bukan cuma sekadar pemain bertahan, tapi sudah jadi jantung dari filosofi dan taktik Mikel Arteta. Orang sering menyebut bek elegan sebagai “Rolls-Royce”. Tapi buat Saliba, julukan itu rasanya kurang pas. Dia bukan cuma tenang dan berkelas, tapi juga punya kombinasi langka: fisik yang dominan tapi tetap punya teknik yang adem ayem.
Lihat saja cara mainnya. Kecepatannya membuat Arsenal berani bermain dengan garis pertahanan tinggi dan menekan lawan habis-habisan di area mereka sendiri. Saat ditekan, dia justru jadi awal mula serangan balik Arsenal. Kalau soal duel satu lawan satu? Jangan ditanya. Dia memberikan rasa aman yang sudah lama hilang dari London Utara. Singkatnya, Saliba adalah kunci yang membuat sistem Arteta berjalan mulus.
Perjalanannya pun tidak instan. Tiga kali dipinjamkan ke klub lain sempat membuat orang berpikir dia disingkirkan. Padahal, masa-masa itulah yang menempa mental dan kedewasaannya. Dia kembali ke Arsenal bukan lagi sebagai anak kemarin sore, tapi sebagai seorang pemimpin. Ikatan antara dia dan klub ini ditempa lewat kesulitan, menciptakan sebuah loyalitas yang lebih dari sekadar kontrak kerja.
Sosok yang Dipagari Rapat-Rapat

Arsenal sadar betul aset apa yang mereka miliki. Kontrak baru yang diteken Saliba hingga 2027 adalah bukti sahihnya. Ini bukan soal uang, tapi sebuah pernyataan bahwa kedua belah pihak punya komitmen yang sama. Arsenal menegaskan dia “tidak dijual”.
Yang lebih gila lagi, kontrak itu tidak punya klausul rilis. Ini adalah cara Arsenal membangun benteng di sekeliling permata mereka. Pesannya jelas: era di mana bintang mereka bisa dicomot begitu saja sudah berakhir.
Nilai Saliba makin menjadi-jadi karena duetnya yang klop banget dengan Gabriel Magalhães. Saliba yang tenang dan dominan dengan kaki kanannya menjadi pelengkap sempurna bagi Gabriel yang agresif dan kidal. Mereka bukan sekadar dua bek hebat, tapi pasangan yang saling mengisi. Jadi, Madrid sebenarnya tidak hanya mencoba membeli satu pemain, mereka mencoba membongkar salah satu duet bek tengah paling solid di dunia saat ini.
Kenapa Madrid Ngotot? Ada Apa di Bernabéu?
Ketertarikan Madrid ini bukan tanpa alasan. Lini belakang mereka mulai menua. Antonio Rüdiger dan David Alaba usianya akan menginjak 33 tahun saat kontrak mereka habis pada 2026. Madrid butuh fondasi baru, dan Saliba adalah jawaban paling ideal. Apalagi, pelatih mereka, Xabi Alonso, suka dengan bek cerdas yang bisa memulai serangan dari bawah—persis seperti gaya main Saliba.
Musim ini, pertahanan Madrid sudah keropos duluan akibat cedera ACL yang menimpa Éder Militão dan David Alaba. Kehilangan mereka membuat lini belakang pincang. Itulah mengapa Madrid begitu bernafsu mengejar Saliba, sekalipun harganya pasti selangit. Ini adalah langkah antisipasi, semacam “asuransi” untuk masa depan pertahanan mereka.
Saat ini, benteng mereka dijaga oleh Rüdiger dan Nacho Fernández. Rüdiger memang bek kelas dunia, tapi gayanya lebih reaktif. Sementara Nacho, meski seorang abdi setia, usianya sudah 34 tahun dan jelas bukan solusi jangka panjang. Madrid butuh bek muda dominan yang modern, dan profil itu ada pada Saliba.
Perang Urat Saraf Dimulai
Arsenal jelas tidak tinggal diam. Mereka langsung menyodorkan kontrak baru berdurasi lima tahun hingga 2030, plus kenaikan gaji yang pastinya menggiurkan. Arsenal ingin semua urusan ini kelar sebelum akhir 2025, agar posisi tawar mereka tidak lemah.
Di sisi lain, Madrid bermain sabar. Mereka tahu transfer tahun 2025 itu nyaris mustahil. Target mereka sekarang adalah membuat Saliba goyah dan menunda tanda tangan kontrak baru. Skenario idaman mereka? Menunggu negosiasi Saliba dan Arsenal buntu, lalu masuk di musim panas 2026 untuk membajaknya dengan harga miring.
Jadi, Apa Selanjutnya?

Pada akhirnya, bola ada di tangan Saliba sendiri. Dia ada di persimpangan jalan: menjadi legenda di Arsenal yang sedang membangun dinasti, atau menjawab panggilan Real Madrid, klub dengan segala sejarah dan kemegahannya. Untuk saat ini, Arsenal masih di atas angin karena kontrak Saliba masih panjang. Tapi, setiap hari yang lewat tanpa ada tanda tangan baru, posisi Madrid akan semakin kuat. Pilihan Saliba dalam beberapa bulan ke depan tidak hanya menentukan kariernya, tapi juga bisa mengubah peta kekuatan pertahanan di dua raksasa Eropa.
Tetap Terhubung: Ikuti Media Sosial Kami
Untuk mendapatkan informasi terbaru dan konten eksklusif lainnya, ikuti akun media sosial kami:
Instagram : @bolavio88
Twitter (X) : @sindikby_vio88